Rabu, 10 Juli 2013

Seminggu di Perahu Mimpi : Part 1



Tanggal 30 Juni 2013, kami peserta PIRN dari MAN Tulungagung 1, yaitu Huda(penulis sendiri), Nikmah, dan Pak Trijono berangkat dari terminal Gayatri Kabupaten Tulungagung pukul 05.00 WIB menuju Kabupaten Boyolali untuk mengikuti sebuah event Nasional yang sebelumnya tak terbayangkan apa yang akan terjadi di sana. Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN) XII yang diselenggarakan oleh LIPI bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Boyolali, event itulah yang akan kami ikuti. Kami sampai di Solo, tepatnya di terminal Tirtonadi sekitar pukul 15.30 WIB dan ternyata diharuskan menunggu jemputan dari panitia yang baru datang pukul 17.15 WIB.
Kami akhirnya sampai di Asrama Haji Donohudan yang menjadi tempat kami dan peserta lainnya menginap selama satu minggu. Untuk pertama kalinya kami, khususnya penulis bertemu dengan teman-teman dari berbagai daerah, khususnya untuk kamar D4 lantai dua, penulis bertemu dengan Syahril dari Kediri (Kota sebelah sih), Udin sang tuan rumah, Taufiq dari Cimahi, Rendi dan Verdan dari Palu, Belly dari Samarinda, Adam dari Kalimantan Tengah, dan Emha dari Sorong. Sudah bisa ditebak, karena kami baru kenal jadinya kami ngobrol tentang berbagai hal (ngalor-ngidul bahasa Jawanya) sampai larut malam.

Senin, 22 April 2013

Goa Tan Tik Siou, Sumberagung, Tulungagung (Deskripsi Bangunan)




      Tan Tik Siou, seorang tokoh dari desa Sumberagung, kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, merupakan salah satu dari tokoh yang keberadaannya dianggap misterius karena sedikitnya sumber yang dapat ditemukan. Hal ini diperparah dengan tak sedikitnya masyarakat khususnya para generasi muda yang kurang mengetahui peran dan riwayat Tan Tik Siou. padahal Tan Tik Siou dianggap cukup berpengaruh di lingkungan sekitarnya, yaitu di desa Sumberagung. Ketika memasuki pintu gerbang pertama, terdapat dua batang pohon aasam dengan ukuran cukup besar. Situasi di luar goa sangat tandus dan kondisi dari tembok pintu gerbang kedua telah mengalami vandalisme oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Salah satu sudut lokasi Goa Tan Tik Siou
            Di bagian dalam terdapat dua lapisan pintu gerbang. Lapisan pertama dikelilingi oleh tembok berwarna merah dengan panjang ±15 m. Dalam lingkup gerbang pertama ini terdapat dua buah fasilitas umum yang berupa tempat duduk dengan atap dengan model payung. Lapisan kedua juga merupakan tembok berwarna merah dengan keadaan yang tidak jauh berbeda dengan lapisan pertama.
            Memasuki pintu gerbang lapisan kedua, di sini merupakan halaman utama dari Goa Tan Tik Siou  , dan halaman inilah terdapat tembok dengan lubang yang cukup kecil namun dapat dilewati dengan cara merunduk.

Selasa, 26 Maret 2013

Karya Wujud Dari Ide



IdeaSetiap manusia tentunya telah diberi kemampuan berpikir untuk menciptakan suatu karya, karena hal tersebut merupakan karunia dari sang Khalik sebagai bekal dalam mengelola bumi atau dapat disebut juga sebagai khalifah. Kemanfaatan ataupun kerugian dari adanya kemampuan manusia untuk berpikir itu tergantung pada setiap individu, ada yang menggunakannya di jalan yang bermanfaat, namun tak sedikit pula yang menggunakannya untuk merugikan sesama. Namun bagaimanapun dan apapun hasil karya dari seseorang, tentunya yang memiliki nilai manfaat harus dihargai sebagai sebuah prestasi, karena dalam membuat suatu karya diperlukan banyak sekali pemikiran dan pertimbangan, melakukan percobaan, menuai kritik, menerima kegagalan, hingga pada akhirnya karya itu tercipta.
Dalam sebuah karya,

Selasa, 19 Maret 2013

Adventure : Tumpak Oyot






Hari Jum’at tanggal 15 Maret 2013, penulis diajak oleh rekan-rekan KIR IPS untuk mengunjungi salah satu situs sejarah di Tulungagung yang sampai sekarang masih berfungsi sesuai dengan fungsi asalnya, bahkan sekarang memiliki fungsi tambahan. Kami berangkat sekitar pukul 10.15 WIB dari rumah penulis sendiri di desa Ketanon, Kedungwaru, Tulungagung dan langsung menuju ke lokasi tujuan yaitu terowongan atau bendungan Neyama yang berada di Kecamatan Besuki. Perjalanan yang kami tempuh memerlukan waktu sekitar satu jam lebih lima belas menit.
Batuan Kapur
Selama perjalanan kami sempat disuguhi dengan panas terik matahari ditambah dengan debu dari para pengrajin batu marmer yang menyesakkan, selain itu lingkungan ketika memasuki desa Gamping ternyata dapat disebut sebagai

Minggu, 03 Maret 2013

Visit Central Java and Yogyakarta Running : Coca Cola Amatil



Menuju Mushola CCASetelah perjalanan sekitar satu setengah jam, sampailah kami di objek kunjungan berikutnya, yaitu pabrik Coca Cola Amatil, Jawa Tengah. Kedatangan kami disambut dengan awan mendung yang menggantung dan siap menjatuhkan air yang di bawanya. Sampai di lokasi pabrik, kami melaksanakan ibadah sholat dzuhur yang dijama’ qasar dengan ashar di mushola yang berada di lingkup areal pabrik, sejenak kami beristirahat sambil menunggu hujan reda, sebab ketika semuanya sedang sholat , awan mendung sudah tak mampu lagi menanggung beban titik-titik air yang dibawanya.