1.
Trijono,
S.S.
2.
Kang
Karyo (Maryoko)
3.
Aning
4.
Dimas
5.
Maha
6.
Nikmah
7.
Vika
8.
Delta
9.
Huda
Liburan
akhir pekan kali ini, penulis bersama rekan-rekan anggota KIR IPS Mantasa Green
berkunjung ke dukuh Bolu, Kabupaten Tulungagung dalam rangka mencari fosil untuk
menambah koleksi dari laboratorium IPS sekolah. Kami dibimbing oleh dua orang
kru KS2B, yang salah satunya merupakan guru sejarah penulis. Untuk acara
liburan kali ini kami hanya mengikuti KBM pada jam pelajaran ke-1 sampai jam
ke-4, selanjutnya kami berkumpul di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Beji, karena
ini bukan acara sekolah, maka kami menanggalkan seragam dan atribut sekolah.
Kami
berangkat sekitar pukul 10.30 WIB, dengan menggunakan sepeda motor, memakan
waktu perjalanan sekitar satu jam, satu hal yang menarik adalah setelah
melewati industri marmer yang berjajar di sepanjang perjalanan dan penuh dengan
debu, kami disambut hijaunya hutan di pegunungan. Namun, jalur akhir yang
dilewati ternyata cukup rawan karena jalannya menurun dengan kemiringian yang
curam. Kami sampai di pos sekitar pukul 11.30 WIB. Keadaan rumah salah satu
penduduk yang sengaja digunakan sebagai pos untuk berkumpul berada di bagian
paling bawah dari rumah penduduk yang lain, dan rumah ini dikelilingi oleh
ladang yang dipenuhi pepohonan perdu, ditambah lagi dengan suasana yang tenang,
sehingga secara tidak langsung dapat dijadikan obat setelah selama lima hari
berkutat dalam rutinitas sekolah.
Setelah
istirahat sejenak, kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menyusuri
ladang, menyeberangi sungai kecil, hingga sampai di lokasi yang berupa
perbukitan yang dipenuhi tanaman jagung. Di tempat inilah kami yang masih newbie
harus berjalan sambil menunduk dan menguji ketelitian untuk mendapatkan target
yaitu fosil, di lokasi ini kami menghabiskan waktu cukup lama, dan belum juga
mendapatkan hasil, menurut guru kami, karena kali ini musim hujan, kemungkinan
fosil-fosil tersebut tertimbun tanah, selain itu beberapa sudah dalam keadaan
tidak utuh alias pecah, sehingga sulit dikenali.
Tanpa
putus asa, kami melanjutkan pencarian di sungai kecil yang jaraknya tak jauh
dari posko, ternyata di lokasi inilah sedikit banyak ditemukan fosil-fosil
kerang dengan ukuran beragam, begitu pula dengan ladang bagian belakang posko
juga dapat ditemukan beberapa fosil kerang walau kebanyakan sudah dalam bentuk
yang tak utuh. Namun menemukan sebuah peninggalan berupa fosil purbakala sudah
menjadi kesan tersendiri, sebab perjalanan menuju lokasi yang cukup sulit
ternyata terbayar juga. Sayangnya hasil pencarian fosil kali ini hanyalah
sedikit, sebab fosil yang kami dapatkan kebanyakan berupa pecahan dan
serpihan-serpihan kecil, tapi kami benar-benar mendapatkan pengalaman yang
cukup berharga, sebab inilah saat pertama kalinya kami berburu fosil yang
berupa kerang di daerah yang ternyata berada jauh dan lebih tinggi dari laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar